Airlangga Mitra International

Pilihan Strategi pada Global Business Savvy

Business Savvy

Perubahan situasi ekonomi secara global membuat top management team (TMT) harus mampu beradaptasi dan senantiasa melakukan relevansi bidang usaha terhadap kebutuhan konsumen yang semakin terfragmentasi. Situasi secara makro dijelaskan sebagai volatilityuncertaintycomplexity, dan ambiguity, menuntut TMT untuk tangkas (agile) dalam melakukan perubahan dan inovasi dalam mempertahankan laju perusahaan supaya sampai pada tujuan dan visi misi sesuai waktu yang telah ditetapkan.

Pengambilan keputusan yang dilematis perlu diambil oleh TMT untuk membuat perusahaan semakin kuat untuk bertahan (resilience) di tengah badai kondisi makro yang serba tidak pasti. Terutama Chief Executive Officer (CEO) harus mampu menciptakan langkah taktis dan strategis secara bersamaan untuk memastikan perusahaan mampu terus berada di panggung kompetisi yang sama.

Business Savvy pada Kasus Nokia

CEO seluruh dunia harus belajar dari keputusan dilematis yang pernah diambil oleh Stephen Elop, mantan CEO Nokia, menolak menggunakan Operating System (OS) Android pada tahun 2013, menyebabkan berakibat fatal menjadikan kondisi perusahaan semakin terpuruk. Keputusan tersebut diambil karena menghindari adanya dominasi OS Android pada semua mobile phone (kecuali iPhone).

Sedikit mengulas kembali posisi Nokia pada tahun 2009 sedang menghadapi tekanan inovasi dari iPhone yang mulai menerapkan teknologi touch screen dan bersaing pada volume penjualan unit mobile phone (a.k.a handphone) dengan perusahaan Samsung. Pada saat itu, Samsung merupakan pesaing utama Nokia dalam jumlah penjualan handphone.

Stephen Elop berupaya supaya positioning Nokia tetap unggul dengan memberikan keunikan tersendiri dengan menggunakan OS Symbian. Keputusan yang strategis pada level korporat berharap mampu menjadikan Nokia tetap menjadi pemain global yang diminati oleh konsumen, melalui memberi alternatif produk kepada pembeli. Namun, arus utama dari Samsung dengan menggunakan OS Android ternyata dilirik oleh provider lain yaitu hampir semua handphone di seluruh dunia mengikutinya dan menjadi sebuah trademark baru yang saat ini disebut sebagai “smartphone”.

Situasi semakin sulit dengan adanya disruptive technology dari Google tersebut, membuat posisi Nokia semakin tersudut dan kehilangan banyak pangsa pasarnya secara global. Situasi ini, dapat dikatakan sebagai ungkapan berikut:

“Nokia tidak melakukan kesalahan apapun dalam menentukan corporate positioning-nya, namun perusahaan tersebut kehilangan pasar mobile phone yang pada saat itu beralih menggunakan smartphone

Belajar dari pengalaman Nokia tersebut, memahami global business savvy menjadi kewajiban bagi CEO untuk mampu memahami sinyal perubahan (weak signal) yang disebabkan oleh kemajuan inovasi teknologi dan preferensi dari konsumen secara global.

Empat Langkah Business Savvy untuk Corporate Resilience

Hasil penelitian dari BCG Henderson Institute menyampaikan ada empat langkah utama bagi TMT untuk mampu menguatkan perusahaan dalam menciptakan resilience. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menciptakan dampak yang signifikan bagi kemajuan perusahaan secara berkelanjutan.

  1. Executional certainty
  2. Leader enablement
  3. People engagement
  4. Culture and purpose

Executional certainty

CEO harus menyadari adanya perubahan yang semakin cepat di lingkungan bisnis secara global. Prediksi ekonomi makro, pada tahun 2023 akan terjadi resesi secara besar dan mayoritas negara akan mendapatkan pukulan hebat dari ekonomi yang tidak bersahabat. Indonesia diprediksi akan mengalami penurunan ekonomi menjadi 2,75 pada tahun 2023.

Perusahaan harus mampu membuat tata kelola yang agile untuk merespon adanya perubahan. Terdapat beberapa Langkah yang dapat dilakukan yaitu:

  1. Melakukan pengembangan manajemen berbasis ketangkasan dan adaptif
  2. Mengikuti siklus perencanaan berbasis ketangkasan (agile)
  3. Melakukan langkah inisiasi untuk mendesain transformasi tata kelola perusahaan

TMT dapat mengawal tiga langkah percepatan tersebut melalui beberapa aktivitas utama berikut:

  1. Pengelolaan keuangan yang disiplin berbasis rasio dan format baku
  2. Membuat perubahan budaya kerja
  3. Memastikan alat kerja yang relevan

Leader enablement

Peran pemimpin perusahaan pada situasi saat ini menjadi sangat genting (urgent). Pemimpin harus mampu menjadi role model bagi karyawan dibawahnya. Pemimpin yang perlu dijadikan role model adalah dari semua level manajemen, sepanjang personil tersebut memimpin sebuah tim kerja.

Aspek emosional dari karyawan menjadi faktor penting karena tanpa adanya semangat kerja yang tinggi, perusahaan akan sulit dalam merespon perubahan dan tantangan global yang semakin kuat mempengaruhi proses bisnis semua sektor usaha.

Bersambung : Part II Pilihan Strategi pada Global Business Savv.